BOJONEGORO, intip.info – Kekecewaan warga Desa Ngelumber, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, terhadap lambannya perbaikan jalan rusak di Dusun Sambongrejo memuncak. Pada Rabu (14/5/2025) pagi, puluhan warga secara spontan menggelar aksi protes unik dengan menanam puluhan pohon pisang di tengah jalan poros desa yang menghubungkan Desa Ngelumber ke arah Juwet, Kecamatan Krangkong. Jalan yang berlubang menganga, dipenuhi bebatuan tajam, dan digenangi air saat hujan ini dinilai membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, serta menghambat aktivitas ekonomi warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang. Aksi ini menjadi sorotan tajam atas permasalahan infrastruktur yang telah lama terabaikan.
"Kami tanam pohon pisang karena sudah terlalu kecewa," ungkap Najib (45), salah satu warga yang terlibat aksi protes tersebut, sembari menunjuk jalan yang rusak parah di depannya. "Jalan ini rusak parah dan sudah lama, hampir dua tahun. Laporan sudah berkali-kali disampaikan ke pemerintah desa, namun tak ada tindak lanjut yang berarti. Ini jalan utama, setiap hari dilewati warga untuk beraktivitas, mengangkut hasil pertanian seperti padi, jagung, dan sayur mayur ke pasar. Bayangkan, bagaimana kami bisa mengangkut hasil panen dengan kondisi jalan seperti ini? Sepeda motor sering terperosok dan rusak," tambahnya dengan nada kesal. Ia juga menambahkan bahwa beberapa warga pernah mengalami kecelakaan kecil akibat jalan rusak tersebut.
Kondisi jalan yang rusak juga berdampak signifikan terhadap perekonomian warga. Para petani mengalami kesulitan mengangkut hasil panen, sementara pedagang mengalami kendala dalam distribusi barang dagangan mereka. "Harga jual hasil pertanian kami jadi turun karena sulitnya akses transportasi," keluh seorang pedagang sayur. "Ongkos kirim pun jadi lebih mahal karena kendaraan sering rusak," tambahnya.
Aksi penanaman pohon pisang ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan dinas terkait untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan. Warga telah menyiapkan beberapa tuntutan tertulis yang diserahkan kepada perwakilan pemerintah desa. Mereka menuntut perbaikan jalan secara menyeluruh, bukan hanya tambal sulam, serta meminta transparansi penggunaan anggaran desa untuk infrastruktur. Warga mengancam akan melakukan aksi serupa atau bahkan lebih besar jika tuntutan mereka tidak direspons dalam waktu. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah desa terkait aksi protes tersebut dan tuntutan warga. Awak media telah berupaya menghubungi kepala desa Ngelumber untuk konfirmasi, namun belum mendapatkan respon.
(Red)