Jakarta, intip.info - 6 Oktober 2025 – Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) kembali menggelar diskusi rutin Senin-Kamis di Sekretariat GMRI, Jl. Ir. H. Juanda No. 4A, Jakarta Pusat. Sejumlah isu hangat menjadi topik pembahasan, mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), persoalan Presidential Threshold, hingga fenomena politik pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Abu Bakar Ba’asyir dan Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Dalam diskusi, isu MBG menjadi sorotan utama. GMRI menilai insiden keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa harus diusut tuntas. Bahkan muncul dugaan adanya pihak-pihak tertentu yang berusaha menggagalkan program pemerintah tersebut. Publik, menurut para peserta diskusi, berhak mendapat penjelasan yang jernih agar tidak terjadi spekulasi berlebihan di masyarakat.
Topik kemudian melebar pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menetapkan Presidential Threshold menjadi nol persen. Menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu dan Joyo Yudhantoro, kebijakan ini membuka ruang baru bagi masyarakat spiritual dan segmen lain untuk tampil dalam perpolitikan nasional. Mereka menegaskan, perbaikan bangsa tidak cukup hanya mengandalkan politisi lama, melainkan perlu kesadaran etika, moral, dan spiritual sebagai fondasi kepemimpinan bangsa.
Selain itu, diskusi juga menyinggung kasus hukum Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tengah menjalani proses mediasi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pihak penggugat menyatakan bersedia berdamai tanpa kompensasi Rp125 triliun, dengan syarat Gibran meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan mundur dari jabatannya.
Sementara itu, langkah politik Joko Widodo juga menjadi sorotan. Kehadiran mantan Presiden di kediaman Abu Bakar Ba’asyir dan pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara dinilai sejumlah peserta diskusi sebagai manuver politik yang memunculkan banyak spekulasi di publik.
Diskusi rutin GMRI ini berlangsung dalam suasana santai namun penuh dinamika. Hadir dalam acara tersebut antara lain Sri Eko Sriyanto Galgendu, Joyo Yudhantoro, Pemimpin Umum Pewarna Yusuf Mujiono, Pemimpin Umum Majalah Gaharu Junior Parhusip, serta Wowok Prastowo.(tim/red)